JIKA kita terbang dari Pulau
Sumatera hingga Papua, kita akan takjub melihat banyaknya pulau kecil. Kondisi
geografis Indonesia sungguh menarik. Begitu banyaknya pulau di Indonesia
sehingga timbul pertanyaan bagaimana menghubungkan pulau-pulau tersebut?
Transportasi apa yang tepat untuk menghubungkan kurang lebih 13.000 pulau
dengan penduduk kurang lebih 245 juta orang? Pembangunan infrastruktur
transportasi di Indonesia sungguh merupakan pekerjaan raksasa dan membutuhkan
visi yang kuat.Hingga saat ini, pembangunan infrastruktur transportasi masih bertumpu pada
transportasi darat. Padahal, Indonesia adalah negara kepulauan. Pembangunan
transportasi darat pun masih lebih menarik ke pembangunan jalan tol. Kalau
pilihannya membangun banyak jalan tol, apakah di masa datang jalan tol tidak
macet dengan pertambahan kendaraan?
Membangun jalan tol memang sangat menjanjikan dari sisi bisnis, tetapi tetapi
tidak dari sisi sustainability. Selain tidak sustainable, kehadiran jalan tol
di wilayah perkotaan merusak keindahan kota dan membelah wilayah desa.
Dalam konsep transportasi logistik berbasis jaringan kereta api, moda angkutan
jalan raya akan difungsikan pengumpul. Pengalihan angkutan barang dari jalan
raya ke jaringan kereta api akan menciptakan peningkatan efisiensi transportasi
logistik dan mengurangi kerusakan jalan raya.Kemacetan jalan raya yang sudah menyebar dan merata tanpa mengenal waktu
dan tempat menyebabkan biaya perjalanan semakin bertambah. Besarnya biaya
perjalanan tidak hanya diukur dari uang, tetapi juga waktu (Tamin, 2000).
Alhasil, biaya perjalanan yang bertumpu pada jalan raya semakin sulit di
prediksi. Selain waktu dan biaya, kemacetan juga berdampak pada pertambahan
emisi gas buang dan biaya sosial.Banyaknya persoalan yang mengadang di jalan raya mendorong pencarian solusi
yang mengatasi persoalan tersebut. Kemudian timbul pemikiran bagaimana memilih
moda kereta api sebagai prioritas utama angkutan manusia dan barang.Pemilihan kereta api sebagai moda transportasi darat dapat menciptakan
perjalanan manusia dan barang yang lebih efisien, aman, ramah lingkungan, dan
berkelanjutan. Pembangunan rel ganda yang sedang berlangsung dari Jakarta ke
Surabaya dan sebaliknya akan mempersingkat waktu tempuh perjalanan.Keberadaan rel ganda dari Jakarta ke Surabaya akan menciptakan perbedaan
waktu tempuh berbasis rumah ke tempat tujuan semakin tidak signifikan. Sebagai
contoh adalah perjalanan udara yang dimulai dari rumah di Jakarta ke Semarang
rata-rata bisa ditempuh sekitar empat jam. Dengan moda kereta api berbasis rel
ganda, perjalanan dapat ditempuh sekitar 5 jam.Untuk angkutan logistik, transportasi barang jauh lebih efisien menggunakan
kereta api. Transportasi AntarpulauTransportasi antarpulau sangat memengaruhi mobilitas manusia dan
pembentukan harga barang di tingkat konsumen. Menurut penulis, hingga saat ini
belum ada kajian yang serius dan komprehensif di tingkat universitas dan di
lembaga riset mengenai transportasi antarpulau. Padahal, transportasi
antarpulau sangat dominan di Indonesia sebagai negara kepulauan.Hingga saat ini, masalah klasik yang belum teratasi adalah mahalnya biaya
angkut barang antarpulau sebagai dampak dari tidak efisiennya angkutan barang.
Ketidakefisienan bersumber dari ukuran kapal, efisiensi pelayanan di pelabuhan,
kedalaman pelabuhan, distribusi produsen dan konsumen yang tidak merata di
wilayah Indonesia, sehingga kapal yang mengangkut barang pulang-pergi tidak
terisi penuh.Untuk mengatasi masalah di atas, mendistribusikan atau membangun produsen
barang yang tersebar di wilayah Indonesia. Solusi lainnya adalah mengoptimalkan
sistem transportasi barang antarpulau berbasis hub dan collector yang didukung
dengan infrastruktur ICT andal.Berbeda dari transportasi jalan raya dan antarpulau, transportasi udara
lebih efisien dan dalam sepuluh tahun ini, jumlah penumpangnya semakin
meningkat. Pertambahan jumlah penumpang dipicu oleh harga tiket pesawat yang
semakin terjangkau dan meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk melakukan
perjalanan wisata.Kemudahan melakukan perjalanan udara di wilayah Indonesia akan mendorong
peningkatan interaksi bisnis dan sosial dan kemungkinan besar berdampak positif
terhadap lalu lintas barang antarpulau. Peningkatan tersebut diharapkan dapat
meningkatkan konsumsi barang hingga ke pulau pulau kecil lainnya.Integrasi sistem transportasi untuk menciptakan perjalanan manusia dan
barang yang lebih efisien, ramah lingkungan, apalagi dalam mempersiapkan
masyarakat ekonomi ASEAN 2015 mendesak dilakukan. Pemerintah harus membuat strategi
yang brilian dan visioner supaya biaya angkut logistik di Indonesia semakin
kompetitif dan berdaya saing.tinggi.Penulis adalah Dosen Teknik Lingkungan Surya
University
Tidak ada komentar:
Posting Komentar